Mary Anning: Ahli Fosil Dinosaurus di Logo Google

Mary Anning, sosok di logo Google hari ini tanggal 21 Mei 2014 adalah seorang pencari fosil asal Britania , Inggris. Sekaligus ahli palaeont... thumbnail 1 summary
https://www.google.com/logos/doodles/2014/mary-annings-215th-birthday-6631942149636096.4-hp.jpg

Mary Anning, sosok di logo Google hari ini tanggal 21 Mei 2014 adalah seorang pencari fosil asal Britania, Inggris. Sekaligus ahli palaeontologi yang terkenal karena banyaknya penemuan penting yang berhasil dia lakukan pada fosil Dinosaurus di wilayah laut Lyme Regis, Dorset.

Hasil kerja Mary Anning berkontribusi pada perubahan fundamental yang muncul dalam keilmuan prasejarah dan asal usul bumi.

Mary Anning melakukan pencarian fosill di area tebing Blue Lias, terutama selama musim dingin ketika terjadi longsoran yang memunculkan fossil baru yang harus cepat diambil sebelum menghilang ke dalam lautan.

Pekerjaan yang cukup berbahaya, bahkan dia sempat akan kehilangan nyawanya pada tahun 1833 dalam longsor yang menewaskan anjingnya, Tray. Penemuannya termasuk tulang ichthyosaur pertama yang sukses diidentifikasi, yang ditemukan bersama saudaranya Joseph ketika dia berusia 12 tahun.

Dia juga mengidentifikasi belulang plesiosaur pertama yang pernah ditemukan, fosil pterosaur pertama yang ditemukan di luar Jerman, serta beberapa fosil ikan.

Observasinya memainkan peran penting dalam membuktikan bahwa coprolites, dikenal dengan batu bezoar, merupakan kotoran dari fosil. Dia juga menemukan bahwa fossils belemnite mengandung kantung tinta seperti yang dimiliki cumi modern.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e7/Mary_Anning_painting.jpg
Ketika ahli geologi Henry De la Beche melukis Duria Antiquior, gambar pertama yang beredar luas tentang kehidupan prasejarah yang bersumber dari rekonstruksi fossil, dia merujuk pada fossils yang ditemukan Anning.

Gender dan kelas sosial membatasi Anning saat berpartisipasi dalam komunitas ilmiah Inggris di abad 19. Dia mengalami kesulitan finansial selama hidupnya, keluarganya miskin, dan sering menerima diskriminasi. Ayahnya, seorang tukang kayu, meninggal ketika dia berusia sebelas tahun.

Dia menjadi sangat terkenal di lingkungan geologi di wilayah Britania, Eropa, dan Amerika, dan menjadi konsultan tentang anatomi dan tentang pencarian fossil. Meskipun demikian, sebagai perempuan, dia belum bisa bergabung dalam Komunitas Geologi London serta tidak selalu memperoleh kredit penuh atas kontribusinya.
Dia pernah berujar: �Dunia telah memperlakukan saya dengan tidak baik, hal itu membuat saya mencurigai setiap orang.�
Satu-satunya tulisan ilmiah yang diterbitkan semasa hidupnya muncul dalam majalah Natural History tahun 1839, sebuah ringkasan dari tulisan yang ditulis Mary Anning yang ditujukan pada editor majalah tersebut.

Setelah meninggal di tahun 1847, kisah hidupnya yang tak biasa cukup menarik banyak pihak. Charles Dickens pernah menulis tentangnya di tahun 1865 bahwa �Si anak tukang kayu telah meraih nama atas perjuangannya, dan layak mendapatkannya.�

Tahun 2010, satu abad dan enampuluh tiga tahun setelah kematiannya, Royal Society memasukkan nama Anning ke dalam daftar sepulih wanita Britania yang paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.


Sumber : Sidomi